Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional Cirebon dalam Mendukung Wisata Halal Cirebon


Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional Cirebon dalam Mendukung Wisata Halal Cirebon
Dody Triguno
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Abstrak:
Cirebon pada saat ini mulai mengembangkan sayapnya dengan merintis Wisata Halal di muka umum. Wisata halal menjadi suatu hal yang difokuskan pada kepariwisataan Cirebon saat ini. Lalu dalam mendukung Wisata Halal tersebut Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional bersinergi mewujudkan Wisata Halal Cirebon. Di dalam penelitian ini lah berisi Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional dalam Mendukung Wisata Halal Cirebon.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi, serta dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat menjelaskan strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang digunakan kedua Yayasan tersebut dan juga menjelaskan faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang digunakan.
 Hasil penelitian ini ialah Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Pada Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional adalah dengan menggunakan Periklanan, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat, Penjualan Personal, Pemasaran Langsung. Selain itu juga dengan mengedepankan Produk, Distribusi, serta Sarana dan Prasarana yang lengkap. Faktor pendukung dari strategi komunikasi pemasaran pariwisata dari Yayasan Keraton Kasepuhan yaitu Produk Cagar Budaya yang unik dan khas, adanya Atraksi atau Special Event dari Adat Istiadat di Keraton Kasepuhan, serta sarana dan prasarana yang mendukung seperti halnya terdapat beberapa musholah di setiap titik. Peran Humas dalam menjalin hubungan dengan warga sekitar dan dengan media. Adanya pemandu wisata yang komunikatif, Dilengkapi dengan Wisata Belanja dan Wisata Kuliner yang disediakan secara menarik. Sedangkan Faktor penghambat nya ialah akun media sosial yang tidak komunikatif dan informatif, serta tagline dari iklan belum melekat ditambah lagi  dengan kegiatan Advertising seperti iklan brand yang tidak ada. Distribusi Map Destinasi belum terorganisir dan Kemudian Persaingan yang terjadi dengan daerah lain yang memiliki branding wisata halal. Faktor Pendukung dari Yayasan Festival Islam Internasional dengan memiliki Produk MICE yang dikemas secara menarik, Keunggulan dari kegiatan CSR dibangun dengan menarik. Disusul dengan advertising jenis advertorial rutin dikemas menarik. Dilengkapi dengan Pelayanan yang sangat baik untuk seluruh peserta yang mengikuti event. Menyusul Sarana dan Prasarana yang baik untuk kelas event internasional tersebut. Serta memiliki Tim Marketing dari Marketing Agency yang mumpuni.Faktor penghambat dari Yayasan Festival Islam Internasional ini yaitu Media Sosial kurang komunikatif dan informatif. Tidak adanya Iklan brand yang dibangun untuk kegiatan Advertising dan dukungan dari pemerintah pusat dan kota yang lambat
Kata Kuci : Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata, Brand Destinasi, Wisata Halal
A.  Pengantar
Pariwisata Indonesia pada saat ini mulai memancarkan pesonanya. Akhir-akhir ini banyak daerah yang mulai berbenah diri demi memajukan kepariwisataan Indonesia. Bukan hanya itu, Pariwisata Indonesia pada saat ini mulai  mengedepankan wisata halal setelah mendapatkan beberapa award di World Halal Tourism Award 2016.
Berkaitan dengan World Halal Tourism Award 2016, Indonesia pada tahun 2016 menargetkan menang di setiap kategori yang diikutkan. Pada tahun 2016 Indonesia berhasil memenangi 12 dari 16 kategori yang ada. Acara yang diselenggarakan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab 24 Oktober sampai 25 November 2016 tersebut berhasil menjadi pembicaraan hangat bagi masyarakat Indonesia sendiri yang turut bangga dengan penghargaan yang didapatkan.
Pada dasarnya Cirebon merupakan destinasi wisata religi yang sudah sangat terkenal, namun pada saat ini Cirebon mulai merintis untuk menjadidestinasi wisata halal. Terletak perbedaan dari wisata religi dan wisata halal, yaitu wisata religi merupakan wisata yang memiliki keunikan dan keindahan daripada nilai religi yang ada hal ini sangat erat kaitannya dengan wisata peninggalan sejarah yang mana merupakan bagian dari budaya contohnya ialah masjid, peninggalan sejarah religi, ziarah dll. Lain halnya dengan wisata halal yaitu wisata yang berisikan kebebasan daripada bahaya yang ada, baik yang digunakan untuk fisik ataupun bathin manusia,  contohnya makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, yang mana materialnya dapat dijamin kehalalannya.
Jika melihat kondisi Cirebon saat ini wisata religi nya sangat lah pesat. Di kutip dari laman http://lifestyle.okezone.com/read/2016/02/08/406/1307233/meningkat-75-cirebon-kota-tujuan-wisata-2016, diakses 2 April 2017, pada 8:13 Wib.
“Data yang didapat dari Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar), tingkat kunjungan wisatawan asing di Kota Cirebon sepanjang 2015 mencapai 6.831 orang atau naik sekitar 75 persen dari tingkat kunjungan wisata tahun sebelumnya yang hanya mencapai 1.710 orang. Sementara kunjungan wisatawan domestik selama 2015 mencapai 481.223 orang.”.
Melihat masalah yang ada, bahwa merintisnya Cirebon sebagai destinasi wisata halal tentu tidak lepas dari segi promosi. Dalam hal ini Cirebon perlu menyusun strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang sesuai dengan tujuannya.
Terdapat beberapa event yang sering dilaksanakan di Cirebon. Sedangkan event terbesar ialah Keraton Kasepuhan yang bekerjasama juga dengan Yayasan Festival Islam Internasional Cirebon akan menyelenggarakan World Islamic Cultural Festival atau Festival halal dengan tujuan menggali potensi wisata halal di Cirebon dan memperkenalkan lebih dari apa yang Cirebon miliki. Kedua Yayasan tersebut bekerjasama didasari dengan adanya kesamaan visi diantara Sultan Sepuh XIV PRA. A rief Natadiningrat,SE dengan Mhd Ridha Maha selaku wakil ketua Yayasan Festival Islam Internasional. Kedua Yayasan tersebut bekerjasama didasari dengan adanya kesamaan visi diantara Sultan Sepuh XIV PRA. A rief Natadiningrat,SE dengan Mhd Ridha Maha selaku wakil ketua Yayasan Festival Islam Internasional. Event yang akan dilaksanakan pada tanggal 9-14 Juli 2018 memiliki rangkaian kegiatan yaitu konferensi Internasional ekonomi syariah, pameran, forum bisnis syariah, pagelaran seni dan budaya Islam, talkshow,dan bazar.
Dengan memiliki tujuan ialah Menjelaskan strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang digunakan Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional Cirebon dalam mendukung brand destinasi wisata halal Cirebon. Menjelaskan faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang digunakan dalam  mendukung brand destinasi wisata halal Cirebon.
a.    Peran komunikasi dalam bidang promosi kepariwisataan.
Bisa dilihat dari aspek komponen ataupun elemen-elemen pariwisata. Bukan hanya di pemasaran pariwisata komunikasi hadir dan bersifat penting, selain itu  seperti semua komponen ataupun elemen pariwisata memerlukan peran dari komunikasi. Bentuk nya beragam, bisa dalam bentuk komunikasi personal, komunikasi massa, komunikasi persuasif, serta komunikasi lainnya (Bungin,2015:88). Dunia pariwisata berperan sebagai kompleks produk. Tugasnya seperti mengkomunikasikan pemasaran pariwisata, mengkomunikasikan aksesibilitas, mengkomunikasikan destinasi, dan juga mengkomunikasikan sumber daya kepada wisatawan termasuk juga stakeholder pariwisata dan membentuk kelembagaan pariwisata.

b.    Komunikasi pemasaran Pariwisata
Komunikasi pemasaran sekarang sudah banyak perusahaan atau organisasi yang menggunakan komunikasi pemasaran terintegrasi yang mana bentuk perkembangan dari komunikasi pemasaran yang sudah ada. Adanya kecenderungan kurangnya efektif jika dipandang ke perusahaan dan konsumen saja yang mana hanya menggunkan iklan dan promosi saja. Hal ini yang membuat komunikasi pemasaran harus berkembang yang mana lebih terintegrasi dengan beberapa aspek.
Elemen pemasaran pada saat ini yang lebih dikenal dengan 4p+7p Menurut kotler dalam bukuya elemen pemasaran yaitu, product, price, promotion, place setelah itu ditambah dengan participant, process dan physical evidence pada bukunya yang ada dalam edisi berikutnya (Bungin,2015:20).
Bauran pemasaran pada promosi pariwisata juga membahas mengenai bagaimana menentukan taget pasar dengan jelas. Selain itu juga memiliki peran yang cukup penting seperti halnya ketika menginginkan perbedaaan pendekatan dalam strategi bauran pemasaran, maka digunakannya lah target pasar tersebut . Walaupun memang sejatinya target pasar ini bukan termasuk dalam bauran pemasaran (Pitana,2009:173).
Promosi pariwisata dilakukan guna menarik wisatawan agar dapat mengunjungi destinasi, atraksi, konvensi, hotel, fasilitas olahraga, atau wisata lainnya yang menarik wisatawan (Hasan, 2015:258).
Target pasar merupakan menjadi fokus dari segala kegiatan bauran pemasaran. Selain hal itu juga segmentasi dan target pasar yang mana menjadi pusat dari aktivitas pemasaran yang efekif dan efisien. Segmentasi dan target merupakan indikator dalam strategi bauran  pemasaran yang mana mampu sebagai pemenuh kebutuhan dari grup yang berbeda beda (Pitana,2009:173).
 Menurut buku pengantar ilmu pariwisata Dr.I.Gde Pitana, menjelaskan beberapa elemen bauran pemasaran pada promosi pariwisata ialah (Pitana,2009:174-178):
1.           Produk
Produk menjadi salah satu yang menjadi dasar dalam menentukan target pasar. Produk yang baik akan berdampak pada kepuasan konsumen terhadap produk.
2.           Harga
Kebijakan dalam menentukan harga pada pariwisata akan berhubungan dengan performance produk dan peluangnya di masa depan. (Pitana,2009:175).
3.           Promosi
Promosi menjadi sebuah kegiatan komunikasi yang mana organisasi atau perusahaan menjalankan strategi memengaruhi khalayak (Pitana,2009:177-178).
4.           Distribusi
Produk pariwisata memerlukan bentuk distribusi yang khusus jika melihat sifat dan karakteristik yang khusus dari pariwisata. Diperlukannya sistem distribusi yang mana merupakan saluran yang dipakai untuk memperoleh akses produk tersebut (Pitana,2009:179-180).
Menurut buku Uyung sulaksana yang berjudul Intergrated Marketing Communication dalam Sulaksana (2007:25-26) Dari proses komunikasi tersebut, dapat dilihat bauran komunikasi yang ada dalam komunikasi pemasaran. Berikut merupakan beberapa model yang ada dalam komunikasi pemasaran ialah : “Periklanan, Promosi penjualan, Humas dan Publikasi, Penjualan personal, Pemasaran langsung.”
Selain itu juga terdapat menurut buku Komunikasi pemasaran modern sarana Humas atau public relations dalam hal bauran komunikasi yang mana akan membantu dalam proses komunikasi pemasaran pariwisata,yaitu (Machfoedz,2010:181-182) : “Publisitas, Press release, Konferensi pers, Wawancara, Komunikasi online/ Cyber PR.” Sarana Humas atau Public Relations tersebut menjadi suatu hal yang dapat membantu aktivitas dari komunikasi pemasaran pariwisata apabila semua dapat dijalani dengan seimbang dan sesuai dengan porsi strategi yang digunakan.
Produk jasa/pelayanan pariwisata pada dasarnya terbentuk dari berbagai macam jenis produk pendukung yang terpisah-pisah. Dari produk yang terpisah pisah tersebut akan mengalami kesulitan dalam proses komunikasi yang mana produk yang berlangsung simultan dan terpisah akan menyebabkan kesulitan dalam hal memastikan tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh. (Pitana,2009:155-157 ).
Menurut buku pengantar ilmu pariwisata Dr.I.Gde Pitana, menjelaskan bahwa ada beberapa alasan konsumen menggunakan agen perjalanan untuk mendapatkan produk pariwisata,yaitu (Pitana,2009:180-181) Kemudahan akses informasi yang ada, kenyamanan dalam hal berikut  menyediakan informasi, nasihat, dan saran secara independen yang disebarkan.Menuntaskan proses pembelian dan pembayaran paket wisata yang dipilih.Melayangkan keluhan jika terdapat suatu masalah. Kebiasaan yang  berasal dari konsumen ketika proses pembelian paket wisata yang mana kebiasaan ini susah berubah. Keamanan atau risiko. Suasana atau atmosfer yang merupakan bagian dari pengalaman wisata.Konsumen lebih suka membeli langsung di agen perjalanan dengan alasan perbedaan harga yang terjadi antara penjual penyedia produk dan agen (Pitana,2009:180-181).
c.    Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan sebuah kegiatan analisis terhadap suatu hal yang berguna sebagai alat dari sebuah formula strategi. Dalam kegiatan analisis ini diperlukan agar mengetahui berbagai faktor  yang mana secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, yang mana beraal dari analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
Analisis SWOT ini merupakan peralatan analisis yang digunakan guna melihat situasi atau posisi dari sebuah perusahaan  atau bisa juga untuk melihat suatu strategi komunikasi pemasaran seperti halnya pada penelitian ini.  Berkaitan dengan hal tersebut dapat melihatnya dengan faktor kekuatan (strength) atau kelemahan (weakness) dari internal perusahaan atau organisasi, dan dengan melihat faktor-faktor kekuatan peluang (opportunities) atau ancaman (threat) dari eksternal secara sistematis, komprehensif dan strategis. Dari adanya analisis SWOT ini, perusahaan atau organisasi dapat menentukan strategi efektif yang mana sejauh mungkin memanfaatkan kesempatan yang berlandaskan kekuatan yang dimiliki perusahaan itu sendiri, mengatasi ancaman yang datang dari luar, serta dapat memperbaiki kelemahan yang ada  (Cangara,2014:106-107).
Riset yang mana memiliki kekuatan eksternal dan internal akan dapat membantu mempermudah menentukan sejauh mana masing-masing kekuatan memberi pengaruh positif dan negatif terhadap sebuah persoalan. Seperti halnya yang ada di dalam analisis SWOT ini menjelaskan bahwasannya hasil dari analisis kekuatan lapangan merupakan keputusan strategis yang didesain untuk meminimalkan dan menetralisir dampak dari kekuatan negatif dan memaksimalkan atau memperbesar kontribusi dari kekuatan positifnya itu sendiri.
d.    Metode Penelitian/ Pelaksanaan Projek          
Pendekatan atau metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif lebih mengemukakan data yang didapatkan berupa kata-kata, kalimat beserta gambar, yang memiliki arti lebih dari hanya sekedar angka dan frekuensi. Menurut Harmon (dalam Moleong 2007:49) Penelitian ini menggunakan salah satu paradigma yang ada. Paradigma merupakan cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, melakukan, menilai, yang memiliki kaitannya secara khusus tentang visi realitas. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Bisa diartikan bahwasannya jenis penelitian ini tidak ada yang di tutupi yang mana akan sesuai dengan realitas yang sebenarnya. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
 Hal tersebut dilakukan guna mendukung penyajian data. Sesuai dengan maksud penelitian untuk mendeskripsikan Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata yang dilakukan Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional  dalam mendukung Brand Destinasi Wisata Halal cirebon, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian ini akan dilakukan di dua Yayasan yaitu, Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional. Yayasan Keraton Kasepuhan beralamatkan di Jalan Kasepuhan No 43, Cirebon 45114, Jawa Barat. Sedangkan Yayasan Festival Islam Internasional beralamatkan di Komplek Keraton KasepuhanJalan Mayor Sastra Atmaja No. 99, Kasepuhan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Durasi penelitian ini ialah dua bulan yaitu dari bulan Oktober hingga November.
B. Isi
Dalam penelitian ini, peneliti berhasil melakukan wawancara dengan beberapa narasumber utama dalam penelitian ini seperti, Sultan Sepuh XIV, Sekretariat Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan, Kabag Pengembangan dan Humas Keraton Kasepuhan, Manager Unit Pengelola Paket Wisata Keraton Kasepuhan, Wakabag Pemandu dan Informasi Keraton Kasepuhan dan juga Wakil Ketua Yayasan Festival Islam Internasional. Untuk melengkapi data penelitian, peneliti juga melakukan wawancara terhadap wisatawan. Narasumber tersebut peneliti memilih karena mereka memiliki tanggungjawab terkait strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang berada pada Yayasan Keraton Kasepuhan  dan Yayasan Festival Islam Internasional Cirebon.
1.    Analisis Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Yayasan Keraton Kasepuhan dan YFII
Elemen pemasaran yang digunakan yang biasa dikenal dengan 4p+7p yaitu product, price, promotion, place termasuk distribusi dan juga ditambah dengan participant, process serta physical evidence. Berikut ialah elemen yang digunakannya :

a.    Produk
 Keraton Kasepuhan memiliki ragam produk pariwisata seperti, ekowisata, wisata belanja, MICE, produk minat khusus, desa wisata. Dilengkapi dengan atribut produk pariwisata seperti adat tradisi, special event, serta pemandu wisata. YFII tidak kalah dengan memilik ragam produk yang sama, namun dengan atribut produk pariwisata yang berbeda seperti konferensi, pameran, forum bisnis, talk show, seni dan budaya, karnaval, dan bazar.
Berdasarkan wawancara dengan wisatawan, produk Keraton Kasepuhan yang telah dirasakan oleh wisatawan berhasil membuat wisatawan mengaguminya. Ragam produk yang dimiliki berhasil dirasakan oleh wisatawan, produk unggulan mengenai wisata sejarah ini yang paling dicari oleh wisatawan. Pelayanan yang baik juga dirasakan oleh wisatawan dan yang menjadi keunggulan ialah melewati pemandu wisata yang ramah.

b.    Distribusi
YFII dan Keraton Kasepuhan memiliki konsep saluran yang sama seperti kolaborasi, kerjasama, dan koordinasi.  Selain itu juga jenis aluran yang sama ialah Direct distribution (Produk disampaikan secara langsung) dan Indirect Distribution (melalu perantara).
Begini respon dari wisatawan mengenai distribusi tersebut, Distribusi dari brosur belum dirasakan oleh wisatawan sehingga mereka belum mengetahui apa isi brosur tersebut. Hal ini yang harus didistribusikan ketika pengunjung hadir di Keraton Kasepuhan. Distribusi langsung di tempat wisata akan menambah kesan dan pengalaman destinasi yang baik untuk wisatawan. Perlu dilengkapinya juga brosur map destinasi agar bisa didistribusikan kepada wisatawan. Sehingga wisatawan paham akan semua yang ada pada Keraton Kasepuhan atau destinasi wisata di Cirebon.

c.    Sarana dan Prasarana
Keraton Kasepuhan memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dapat mendukung destinasi wisata tersebut. Musholah, Masjid, Spot Kuliner, Spot souvenir, Lahan Parkir, Toilet, Wifi, Pemandu wisata akan mendukung destinasi wisata ini semakin memiliki value.YFII sendiri sarana dan prasarana lebih kepada ruang promosi, stand pameran yang lengkap seperti adanya lisrik, meja, kursi dll. Selain itu Liaison Officer dan informasi setelah event menjadi sarana bagi para peserta.
Sarana dan Prasarana yang telah dirasakan oleh wisatawan yang berhasil penulis dapatkan mengenai pendapatnya bahwa wisatawan memuji dari adanya sarana dan prasarana yang baik tersebut. Aksesibilitas menuju Cirebon yang mudah membuat wisatawan dengan mudah mendapatkan pengalaman destinasinya. Hotel atau penginapan yang memiliki harga murah juga merupakan suatu hal yang dicari oleh wisatawan ditambah dengan segala pelayanan yang menjajikan dari hotel tersebut. Selain itu juga nilai plus berada pada wisata kuliner yang ada di wilayah Keraton Kasepuhan tersebut.

d.    Promosi
Bauran promosi yang digunakan ialah perklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal dan pemasaran langsung. Berikut ini ialah bauran promosi yang digunakan :
a.    Periklanan
Yayasan Keraton Kasepuhan dengan menggunakan advertising tak lain tujuannya ialah agar masyarakat tahu dan datang,bagi YFII agar khalayak peduli dan menjadi pemancing. Media daring dan luring dua Yayasan ini menggunakannya. Media luar ruang bagi YFII digunakannya juga. Advertorial dari YFII menjadi unggulan sebelum menuju event WICF 2018. Keraton memonitor langsung advertising yang ada guna mengevaluasinya.
YFII pun sama halnya sampai melihat efek yang dihasilkan dari advertising tersebut. Pemilihan media mereka gunakan agar sesuai dengan tujuan yang ada. Tidak ketinggalan Tagline juga mereka gunakan. Dengan melihat Uniq Selling Proposition dari YFII yaitu festival budaya islam dan akan banyak umat muslim dunia yang tertarik pada event Internasional tersebut. Keraton memiliki USP Arsitektur bangunan serta cagar budaya yang sudah fenomenal di mata konsumen.
Berdasarkan respon wisatawan yang didapat, wisatawan melihat advertising dari Keraton Kasepuhan ini dari media cetak lokal serta media sosial, dan juga media daring. Ini berarti aktivitas dari advertising sudah dirasakan oleh wisatawan, namun belum menyeluruh di seluruh media advertising yang pihak yayasan gunakan.

b.    Promosi Penjualan
Dengan promosi penjualan Yayasan Keraton Kasepuhan menawarkan keunggulan cagar budaya. Bekerjasama dengan travel agent, Institusi pendidikan menjadikan fokus pasar kepada masyarakat umum dan pelajar. Sebagai bahan evaluasi akan melihat respon dari telepon yang masuk mengenai booking wisata. Keraton Kasepuhan menggunakan Eksternal POS yaitu penjualan tiket atau paket wisata melalui agen perjalanan eceran.
 YFII mengalami proses penawaran ketika mengajukan proposal baik sponsorship, media partner maupun dukungan dari beberapa pihak.Unuk menarik partisipant menggunakan promo potongan 20% hingga 50%. Digunakannya Home POS, yaitu wisatawan, konsumen atau partisipant dapat memesan dengan cara pemesanan melalui daring atau call center.
Yayasan Keraton Kasepuhan melakukan beberapa skema yang dilakukan dalam program promosi penjualan tersebut seperti halnya Sales promotion incentive, digunakannya pemotongan harga untuk beberapa pengunjung yang tergolong pada beberapa paket wisata. Selanjutnya extra services digunakan untuk melayani wisatawan agar semakin menikmati dari adanya cagar budaya yang ada.
Yayasan Festival Islam Internasional juga melakukan beberapa skema dalam program promosi penjualannya seperti halnya Sales promotion incentive, digunakannya pemotongan harga agar peserta tertarik untuk mengikuti beberapa acara yang ada. Selain itu juga adanya extra product dengan menawaran nilai tambah bagi wisatawan dan insentif untuk membeli.  Extra services juga diberikan kepada peserta, sponsorship, serta media partner agar hubungan diantara kedua belah pihak tetap terjaga dan extra service tersebut menjadikan hal yang harus dijunjung tinggi oleh panitia agar para pemangku kepentingan merasa nyaman selama berada di acara tersebut.

c.    Hubungan Masyarakat
Bagi Keraton Kasepuhan setiap orang atau pengurus wajib menjadi humas di bidangnya. Tujuan mereka anggap sebagai terarahnya semua kegiatan. Memiliki fungsi membangun hubungan internal, eksternal serta mengontrol bagian humas pada setiap event. Produk tulis humas juga digunakannya seperti booklet, broshur, press release, konten media sosial, dan website. Sebagai evaluasi humas melihat secara langsung event yang ada serta mengadakan acara tasyakur sebagai bentuk rasa syukur dan evaluasi terbuka menerima kritik serta saran dari setiap event.
YFII dengan mengandalkan eksternal relations yang mengurusi aktivitas Public Relations. Dengan tujuan pada misi kesan positif tersampaikan. Memilii fungsi pada sebagi penghubung semua pihak. Selain itu penggunaan produk tulis seperti halnya press conference serta press release. Pemantauan terhadap media serta memonitor opini publik merupakan bentuk evaluasi yang digunakannya.
Yayasan Keraton Kasepuhan tidak melupakan hal-hal yang penting yang harus diterapkan ketika aktifitas kehumasan tersebut dilakukan seperti halnya membuat kesan, pengetahuan dan pengertian, menciptakan ketertarikan, penerimaan, dan simpati. Semua hal tersebut dilakukan oleh bagian pengembangan dan humas untuk mendukung segala aktifitas kehumasannya agar tetap sesuai dengan strategi yang dijalanannya, sehingga semua target program dapat tercapai dan mendukung segala aktifitas pemasaran terhadap Keraton Kasepuhan. Yayasan Festival Islam Internasional juga tidak melupakan hal penting dalam pekerjaan yang dilakukan humas mulai dari membuat kesan, Pengetahuan dan pengertian, Menciptakan ketertarikan, Penerimaan,  dan simpati. Hal tersebut dilakukan dengan maksimal tidak terpisah dengan rencana program untuk mendorong suksesnya event World Islamic Cultural Festival 2018.
Menurut Edward L. Bernays seperti dikutip dari (Hermawan,2012:157)  humas memiliki fungsi sebagai berikut :
“Memberikan penerangan kepada publik, melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik, serta  upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.” (Hermawan,2012:157).

Berdasarkan respon wisatawan, mereka mengaku bahwasannya akun official dari media sosial pihak Yayasan Keraton Kasepuhan belum dilihat oleh wisatawan. Ini berarti belum aktif nya media sosial resmi dari pihak Keraton. Hal ini perlu diperbaiki untuk kedepannya bahwa media sosial resmi juga dibutuhkan oleh wisatawan untuk memanjakan mereka mengenai informasi resmi dari pihak Keraton Kasepuhan. Selain itu juga mereka mengungkapkan bahwa brosur belum dirasakan secara maksimal kepada wisatawan, sehingga mereka belum sepenuhnya melihat brosur yang ada. Mereka berpesan juga agar lebih baik untuk membuat brosur map destinasi.

d.    Penjualan Personal
Keraton Kasepuhan mempersiapkan semua petugas dengan skill personal selling. Mengingat fungsi nya ialah menjual, melayani, mencari prospek, serta menetapkan sasaran. Kegiatan yang dilakukan dengan pameran serta sales calls. Kriteria tenaga penjualan personal seperti salesmanship, bernegosiasi, serta pemasaran hubungan. YFII merencanakan dengan mengatur penampilan seseorang, brifieng, menguasai product knowledge, serta anggaran. Dengan mengingat fungsi nya ialah menyampaikanpesan, menjual event serta menggaet pasar. Kriteria nya sama seperti Keraton. Namun kegiatan yang dilakukan ialah presentasi, mencari sponsorship, serta mencari peserta.
Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional menggunakan personal selling juga dengan maksud untuk menambahkan pembelian, menjual bisnis dalam arti Yayasan Keraton Kasepuhan menjual berbagai paket berlibur di Keraton Kasepuhan, sedangkan Yayasan Festival Islam Internasional menjual sebuah berbagai program yang diadakan dalam acara World Islamic Cultural Festival.
Selain itu juga dapat menghasilkan sebuah nilai pembelian nilai tersebut dapat dirasakan oleh kedua yayasan tersebut yang datang dari wisatawan atau visitor. Pembeli atau wisatawan juga dapat termotivasi dengan adanya personal selling, karena interaksi secara langsung tersebut membuat pembeli atau calon wisatawan termotivasi dengan hal positif yang diceritakan sehingga termotivasi juga untuk mengunjungi atau membeli tiket dalam acara tersebut untuk ikut serta di dalamnya.
Yayasan Keraton Kasepuhan melakukan personal selling dengan beberapa tugas yang dijalankan yang mana sebelumnya juga pihak yayasan mewajibkan semua petugas memiliki skill dalam berbicara sehingga dapat bercerita kepada wisatawan sehingga informasi yang tersebar dapat disebarkan juga oleh wisatawan tersebut. Berkaitan dengan tugas dari personal selling tadi ialah membuat perencanaan dalam hal sales call dimana terdapat kegiatan mempersuasi yang tentu ada kaitannya dengan pemasaran. Hal ini dilakukan oleh pengurus Keraton Kasepuhan, selain itu juga dengan menyajikan atribut dan manfaat dari produk yang tersedia guna membangun hubungan antara yayasan dan wisatawan.
e.            Pemasaran Langsung
Yayasan Keraton Kasepuhan juga menggunakan beberapa metode dalam Direct Marketing, yaitu Group selling dimana dari tim marketing pihak yayasan bertemu langsung caon wisatawan yang biasanya dalam jumlah besar dalam bentuk rombongan belajar contohnya, aktifitas Direct Marketing tersebut guna mencapai penjualan yang besar yang sebelumnya melalui proses negosiasi antara pihak yayasan dan wisatawan dengan cara tatap muka langsung. Selain itu juga dengan metode Direct Selling  yaitu dimana aktifitas menjual langsung kepada masyarakat umum atau wisatawan dengan menggunakan iklan dari pihak yayasan kepada wisatawan.
Ketika dalam perjalanan wisatanya direct selling ini juga terjadi dimana wisatawan ditawarkan untuk memasuki museum ataupun ruangan lainnya yang banyak sekali manfaat yang akan didapat oleh wisatawan,namun harus membayar lagi tiket masuknya, selain itu juga ditawarkan souvenir. Karakteristik usaha sales orientated tradisional atau penjualan langsung mereka lakukan. Ada yang namanya Direct Response Marketing, aktifitas dimana pihak yayasan menggunakan surat atau brosur maupun hadiah yang dikirim kepada target pasar guna mendapatkan respons pemasaran secara langsung sehingga calon wisatawan tertarik untuk melakukan kunjungan.
Yayasan Festival Islam Internasional juga menggunakan beberapa metode dalam Direct marketing, yaitu Group selling, dimana aktifitas komunikasi secara langsung tatap muka antara tim marketing dari pihak yayasan dengan calon sponsor, dimana ada proses negosiasi didalamnya untuk mencapai tujuan pihak yayasan. Selain itu juga dengan menggunakan metode Direct selling yaitu penggunaan iklan secara langsung dimana pihak yayasan dengan calon peserta agar target peserta bisa mengikuti acara tersebut, menjual program program unggulan secara langsung menjadi usaha sales orientated tradisional.
Disamping itu juga menggunakan metode Direct response marketing, dimana paket brosur, surat, leaflet yang diberikan dalam satu amplop didistribusikan kepada calon sponsor untuk mendapat atensi dari pihak sponsor sehingga memperoleh respons pemasaran secara langsung. Tidak lupa juga dengan Relationship Marketing digunakannya yaitu dengan adanya  partisipant yang mengikuti event tersebut masih selalu diberikan informasi mengenai ekonomi, budaya, dakwah, pendidikan, politik birokrasi, sosial, dan lingkungan. Hal tersebut dilakuakan sebagai treatmnt khusus dari pihak yayasan agar hubungan tetap terjalin

2.    Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats Yayasan Keraton Kasepuhan dan YFII

Untuk dalam hal Strength Keraton Kasepuhan memiliki Produk Cagar Budaya yang unik dan khas disajikan kepada wisatawan. Dengan danya produk cagar budaya ini merupakan produk unggulan yang membuat wisatawan merasa penasaran ketika belum pernah mengunjungi Keraton Kasepuhan. Atraksi atau Special Event dari Adat Istiadat yang ada di Keraton Kasepuhan yang masih rutin di selenggarakan menjadi ciri khas yang membedakan dengan destinasi wisata lainnya, sehingga wisatawan dapat mengikuti acara tersebut. Sarana dan Prasarana yang mendukung seperti halnya terdapat beberapa musholah di setiap titik, membuat wisatawan muslim dipermudahkan dalam hal beribadah. Serta lahan parkir yang luas dapat memudahan wisatawan daam jumlah besar untuk berkunjung.
Peran Humas dalam menjalin hubungan dengan warga sekitar, pengurus dan pihak eksternal membuat keksistensian Keraton Kasepuhan semakin eksis serta hubungan yang baik dengan media membuat hal yang berkaitan dengan promosi dapat dimudahkan. Pemandu Wisata yang komunikatif membuat wisatawan semakin tertarik mendengarkan celotehan dari pemandu wisata, sehingga wisatawan teredukasi dengan pesan yang disampaian dari pemandu wisata.

Dilain hal terdapat weaknesses yaitu, Akun media sosial yang tidak komunikatif dan informatif membuat wisatawan sulit mendapatkan informasi dari akun official media sosial nya. Tagline dari iklan belum melekat pada wisatawan, sehingga aktifitas advertising kurang memiliki value, sehingga wisatawan tidak begitu mengetahui tentang tagline yang digunakan. Kegiatan Advertising seperti iklan brand yang tidak ada. Dengan adanya kampanye iklan maka dapat membangkitkan perasaan dan mendorong keinginan calon wisatawan. Distribusi Map Destinasi belum terorganisir. Brosur dengan detail peta wisata belum dirasakan oleh wisatawan sehingga untuk mengunjungi dan mendapatkan informasi ketika wisatawan sampai di Kota Cirebon maka calon wisatawan harus menggunakan media yang lain.
Tidak dipungkiri juga terdapat opportunities ialah Wisata Belanja dan Wisata Kuliner yang disediakan secara menarik membuat wisatawan seperti dimanjakan agar mudah mendapatkan hal yang wisatawan mau di destinasi tersebut. Namun tetap tidak bisa dielakkan dimana terdapat threat nya yaitu Persaingan yang terjadi dengan daerah lain yang memiliki branding wisata halal. Hal ini akan mengancam target pengunjung yang akan mengunjungi wisata halal di Cirebon.
Lain halnya pada YFII memiliki strength seperti, Produk MICE yang dimiliki  dikemas secara menarik dengan memiliki tema yang sangat menjual. Membuat peserta tertarik untuk mengikuti beberapa program acara yang diadakan. Kegiatan CSR dibangun secara menarik.Sehingga kegiatan CSR tersebut dapat merangkul para pelajar yang berada di sekitar Kota Cirebon dan warga masyarakat pebisnis di wilayan Cirebon. Advertising dengan jenis advertorial rutin dikemas secara menarik pada setiap kegiatan yang dilakukan, sehingga audience merasa tertarik untuk mengikuti advertorial selanjutnya dengan konten yang berbeda. Pelayanan yang diberikan sangat baik untuk seluruh peserta yang mengikuti event. Sehingga para peserta merasa dihormati dan dimanjakan ketika berada pada waktu terselenggaranya acara tersbut. Sarana dan Prasarana yang baik dapat menjadi sesuatu yang dibanggakan untuk kelas event internasional tersebut. Sehingga semua pihak dapat merasa nyaman berada dalam event tersebut.
Selain itu masih terdapat weaknesses yaitu, Media Sosial kurang komunikatif dan informatif. Perlunya pengaktifan media sosial sehingga pada setiap kegiatan dapat di posting sebagai konten media sosial nya. Para pengguna media sosial yang pada saat ini bukan hanya dari kalangan anak muda saja, kurang dimanjakan mengenai informasi dari acara World Islamic Cultural Festival tersebut. Tidak adanya Iklan brand yang dibangun untuk kegiatan Advertising. Kampanye iklan penting diselenggarakan karena khususnya pada tema Budaya Islam ini dapat membuat calon peserta terdorong untuk ikut serta dalam event tersebut.
Masih ada opportunities yang dimiliki ialah, Tim Marketing  dari Marketing Agency yang mumpuni dapat membuat aktifitas pemasaran semakin baik. Agar banyak mendapatkan sponsorship, media partner serta peserta event tersebut. Namun masih terdapat threat nya yaitu, Dukungan dari pemerintah pusat dan kota yang lambat membuat event  World Islamic Cultural Festival berjalan lambat dalam proses penggarapannya.


3.    Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Yayasan Keraton Kasepuhan dan YFII (SO&WT)

Faktor pendukung dari strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang baik dari Yayasan Keraton Kasepuhan yaitu Produk Cagar Budaya yang unik dan khas disajikan kepada wisatawan dilengkapi dengan adanya Atraksi atau Special Event dari Adat Istiadat yang ada di Keraton Kasepuhan yang masih rutin di selenggarakan serta sarana dan prasarana yang mendukung seperti halnya terdapat beberapa musholah di setiap titik, membuat wisatawan muslim dipermudahkan dalam hal beribadah. Serta lahan parkir yang luas dapat memudahan wisatawan daam jumlah besar untuk berkunjung. Adanya Peran Humas dalam menjalin hubungan warga sekitar, pengurus dan pihak eksternal seperti hubungan dengan media membuat keksistensian Keraton Kasepuhan semakin eksis. Kemudian adanya Pemandu Wisata yang komunikatif membuat wisatawan semakin tertarik mendengarkan celotehan dari pemandu wisata, sehingga wisatawan teredukasi dengan pesan yang disampaian dari pemandu wisata. Dilengkapi dengan Wisata Belanja dan Wisata Kuliner yang disediakan secara menarik membuat wisatawan seperti dimanjakan agar mudah mendapatkan hal yang wisatawan mau di destinasi tersebut.

Lain halnya dengan Yayasan Festival Islam Internasional dengan memiliki Produk MICE yang dikemas secara menarik dengan memiliki tema yang sangat menjual. Keunggulan dari kegiatan CSR dibangun dengan menarik serta dapat merangkul para pelajar yang berada di sekitar Kota Cirebon dan warga masyarakat pebisnis di wilayah Cirebon. Disusul dengan advertising jenis advertorial rutin dikemas menarik, sehingga audience merasa tertarik untuk mengikuti advertorial selanjutnya dengan konten yang berbeda. Dilengkapi dengan Pelayanan yang sangat baik untuk seluruh peserta yang mengikuti event. Menyusul Sarana dan Prasarana yang baik dapat menjadi sesuatu yang dibanggakan untuk kelas event internasional tersebut. Sehingga semua pihak dapat merasa nyaman berada dalam event tersebut. Serta memiliki Tim Marketing dari Marketing Agency yang mumpuni dapat membuat aktifitas pemasaran semakin baik.

Faktor penghambat dari strategi komunikasi pemasaran pariwisata dari Yayasan Keraton Kasepuhan yaitu akun media sosial yang tidak komunikatif dan informatif membuat wisatawan sulit mendapatkan informasi dari akun official media sosial nya. Tagline dari iklan belum melekat pada wisatawan, sehingga aktifitas advertising kurang memiliki value, sehingga wisatawan tidak begitu mengetahui tentang tagline yang digunakan. Ditambah lagi  dengan kegiatan Advertising seperti iklan brand yang tidak ada. Dengan adanya kampanye iklan maka dapat membangkitkan perasaan dan mendorong keinginan calon wisatawan. Distribusi Map Destinasi belum terorganisir. Kemudian Persaingan yang terjadi dengan daerah lain yang memiliki branding wisata halal. Hal ini akan mengancam target pengunjung yang akan mengunjungi wisata halal di Cirebon.

Melihat faktor penghambat dari Yayasan Festival Islam Internasional ini yaitu dilihat dari  Media Sosial kurang komunikatif dan informatif. Perlunya pengaktifan media sosial sehingga pada setiap kegiatan dapat di posting sebagai konten media sosial nya. Para pengguna media sosial yang kebanyakan anak muda kurang dimanjakan mengenai informasi dari acara World Islamic Cultural Festival tersebut. Hal yang terulang dari Yayasan Keraton Kasepuhan, terjadi di Yayasan Festival Islam Internasional yaitu tidak adanya Iklan brand yang dibangun untuk kegiatan Advertising. Kampanye iklan penting diselenggarakan karena khususnya pada tema Budaya Islam ini dapat membuat calon peserta terdorong untuk ikut serta dalam event tersebut.         Namun ternyata dukungan dari pemerintah pusat dan kota yang lambat membuat event  World Islamic Cultural Festival berjalan lambat dalam proses penggarapannya.

C. Penutup
Bagaimana Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata yang digunakan Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional Cirebon dalam Mendukung Wisata Halal Cirebon? Dan Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata dalam mendukung wisata halal Cirebon ?Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Pada Yayasan Keraton Kasepuhan dan YFII ialah sama sama menggunakan beberapa hal sebagai berikut seperti, Produk, Distribusi, Sarana dan Prasarana, Promosi. Dengan bauran promosinya ialah Periklanan, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat, Penjualan Personal, Pemasaran Langsung.
Faktor pendukung dari strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang baik dari Yayasan Keraton Kasepuhan yaitu Produk Cagar Budaya yang unik dan khas dilengkapi dengan adanya Atraksi atau Special Event dari Adat Istiadat yang ada, sarana dan prasarana yang mendukung. Peran humas dalam menjalin hubungan dengan warga sekitar, pengurus dan pihak eksternal seperti hubungan dengan media.Pemandu wisata yang komunikatif membuat wisatawan semakin tertarik mendengarkan celotehan dari pemandu wisata, untuk mengedukasi wisatawan.Dilengkapi dengan Wisata Belanja dan Wisata Kuliner yang disediakan secara menarik serta
Faktor penghambat dari strategi komunikasi pemasaran pariwisata dari Yayasan Keraton Kasepuhan yaitu akun media sosial yang tidak komunikatif dan informatif, tagline dari iklan belum melekat pada wisatawan, Ditambah lagi  dengan kegiatan Advertising seperti iklan brand yang tidak ada. Distribusi Map Destinasi belum terorganisir. Persaingan yang terjadi dengan daerah lain yang memiliki branding wisata halal.Faktor Pendukung dari YFII dengan memiliki Produk MICE yang dikemas secara menarik, keunggulan dari kegiatan CSR dibangun dengan menarik serta dapat merangkul para pelajar. Disusul dengan advertising jenis advertorial rutin dikemas menarik. Dilengkapi dengan Pelayanan yang sangat baik untuk seluruh peserta yang mengikuti event. Sarana dan Prasarana yang baik dapat menjadi sesutu yang dibanggakan untuk kelas event internasional tersebut. Serta memiliki Tim Marketing dari Marketing Agency yang mumpuni.
Faktor penghambat dari Yayasan Festival Islam Internasional ini yaitu dilihat dari  Media Sosial kurang komunikatif dan informatif. Perlunya pengaktifan media sosial sehingga pada setiap kegiatan dapat di posting sebagai konten media sosial nya. Para pengguna media sosial yang kebanyakan anak muda kurang dimanjakan mengenai informasi dari acara World Islamic Cultural Festival tersebut. Tidak adanya Iklan brand yang dibangun untuk kegiatan Advertising. Kampanye iklan penting diselenggarakan karena khususnya pada tema Budaya Islam ini dapat membuat calon peserta terdorong untuk ikut serta dalam event tersebut.Dukungan dari pemerintah pusat dan kota yang lambat membuat event  World Islamic Cultural Festival berjalan lambat dalam proses penggarapannya.        
Adapun beberapa saran yang dapat dipertimbangkan dalam penelitian ini sebagai aspek pengembangan di masa yang akan datang adalah :
1.    Membuat Akun media sosial dengan tampilan yang menarik dan berisikan konten yang komunikatif dan informatif.
2.    Mengoptimalkan website Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional.
3.    Membuat iklan brand dengan menggunakan tagline didalamnya agar aktivitas advertising lebih memiliki value.
4.    Membuat peta wisata yang lebih menerangkan brand destinasi wisata halal Cirebon.




DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Bungin,Burhan. (2015).  Komunikasi Pariwisata. Jakarta: Prenada Media Group.
Cangara, Hafied. (2014). Perencanaan & Strategi Komunikasi.Jakarta: Rajawali Pers.
Hasan, Ali. (2015). Tourism Marketing. Yogyakarta : CAPS.
Hermawan, Agus. (2012). Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kartajaya, Hermawwan. (2010). Brand Operation.Jakarta:Esensi Erlangga Group.
Machfoedz,Mahmud. (2010). Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu.
Natadiningrat, Sultan Sepuh XIV P.R.A. Arief Natadiningrat, et.al. (2017). Kasultanan Kasepuhan Cirebon. Cirebon: Keraton Kasepuhan.
Pitana, I Gde.,  I Ketut Surya Diarta. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Sulaksana, Uyung. (2007). Intergrated Marketing Communications. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Tjiptono,Fandy, et.al. (2008). Pemasaran Strategik.Yogyakarta:Penerbit ANDI.
                                                                                                                            


Artikel di Internet :
Cirebon, Kabar.“Meningkat 75%, Cirebon Kota Tujuan Wisata 2016.” http://lifestyle.okezone.com/read/2016/02/08/406/1307233/meningkat-75-cirebon-kota-tujuan-wisata-2016, (akses 2 April 2017).          






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secercah Cerita di Galeri Nasional Jakarta.

Jangan Sampai Brand Makanan Kamu Masuk "Sad Food"

Representasi Marching Band dalam Aspek Sosial dan Komunikasi Organisasi