Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional Cirebon dalam Mendukung Wisata Halal Cirebon
Strategi Komunikasi
Pemasaran Pariwisata Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam
Internasional Cirebon dalam Mendukung Wisata Halal Cirebon
Dody Triguno
Program Studi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta
Abstrak:
Cirebon
pada saat ini mulai mengembangkan sayapnya dengan merintis Wisata Halal di muka
umum. Wisata halal menjadi suatu hal yang difokuskan pada kepariwisataan
Cirebon saat ini. Lalu dalam mendukung Wisata Halal tersebut Yayasan Keraton
Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional bersinergi mewujudkan Wisata Halal Cirebon. Di dalam penelitian
ini lah berisi Strategi Komunikasi
Pemasaran Pariwisata Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam
Internasional dalam Mendukung Wisata Halal Cirebon.
Metode penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi, serta dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat
menjelaskan strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang digunakan
kedua Yayasan tersebut dan juga menjelaskan faktor apa saja yang menjadi
pendukung dan penghambat dalam strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang
digunakan.
Hasil
penelitian ini ialah Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Pada Yayasan
Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional adalah dengan
menggunakan Periklanan, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat, Penjualan Personal, Pemasaran
Langsung. Selain itu juga dengan mengedepankan Produk, Distribusi, serta Sarana
dan Prasarana yang lengkap. Faktor
pendukung dari strategi komunikasi pemasaran pariwisata dari Yayasan Keraton
Kasepuhan yaitu Produk Cagar Budaya yang unik dan khas, adanya Atraksi
atau Special Event dari Adat Istiadat
di Keraton Kasepuhan, serta sarana dan prasarana yang mendukung seperti halnya
terdapat beberapa musholah di setiap titik. Peran Humas dalam menjalin hubungan
dengan warga sekitar dan dengan media. Adanya pemandu wisata yang komunikatif,
Dilengkapi dengan Wisata Belanja dan Wisata Kuliner yang disediakan secara
menarik. Sedangkan Faktor penghambat nya
ialah akun media sosial yang tidak komunikatif dan informatif, serta tagline dari iklan belum melekat
ditambah lagi dengan kegiatan Advertising seperti iklan brand yang tidak ada. Distribusi Map Destinasi belum terorganisir dan
Kemudian Persaingan yang terjadi dengan daerah lain yang memiliki branding
wisata halal. Faktor Pendukung dari Yayasan Festival Islam Internasional dengan
memiliki Produk MICE yang dikemas secara menarik, Keunggulan dari kegiatan CSR
dibangun dengan menarik. Disusul dengan advertising
jenis advertorial rutin dikemas menarik. Dilengkapi dengan Pelayanan yang
sangat baik untuk seluruh peserta yang mengikuti event. Menyusul Sarana dan Prasarana yang baik untuk kelas event internasional tersebut. Serta
memiliki Tim Marketing dari Marketing Agency yang mumpuni.Faktor
penghambat dari Yayasan Festival Islam Internasional ini yaitu Media Sosial
kurang komunikatif dan informatif. Tidak adanya Iklan brand yang dibangun untuk kegiatan Advertising dan dukungan dari pemerintah pusat dan kota yang lambat
Kata
Kuci : Strategi
Komunikasi Pemasaran Pariwisata, Brand Destinasi, Wisata Halal
A.
Pengantar
Pariwisata
Indonesia pada saat ini mulai memancarkan pesonanya. Akhir-akhir ini banyak
daerah yang mulai berbenah diri demi memajukan kepariwisataan Indonesia. Bukan
hanya itu, Pariwisata Indonesia pada saat ini mulai mengedepankan wisata halal setelah
mendapatkan beberapa award di World Halal Tourism Award 2016.
Berkaitan
dengan World Halal Tourism Award 2016,
Indonesia pada tahun 2016 menargetkan menang di setiap kategori yang diikutkan.
Pada tahun 2016 Indonesia berhasil memenangi 12 dari 16 kategori yang ada.
Acara yang diselenggarakan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab 24 Oktober sampai 25
November 2016 tersebut berhasil menjadi pembicaraan hangat bagi masyarakat
Indonesia sendiri yang turut bangga dengan penghargaan yang didapatkan.
Pada
dasarnya Cirebon merupakan destinasi wisata religi yang sudah sangat terkenal,
namun pada saat ini Cirebon mulai merintis untuk menjadidestinasi wisata halal.
Terletak perbedaan dari wisata religi dan wisata halal, yaitu wisata religi
merupakan wisata yang memiliki keunikan dan keindahan daripada nilai religi
yang ada hal ini sangat erat kaitannya dengan wisata peninggalan sejarah yang
mana merupakan bagian dari budaya contohnya ialah masjid, peninggalan sejarah
religi, ziarah dll. Lain halnya dengan wisata halal yaitu wisata yang berisikan
kebebasan daripada bahaya yang ada, baik yang digunakan untuk fisik ataupun
bathin manusia, contohnya makanan,
minuman, obat-obatan, kosmetik, yang mana materialnya dapat dijamin kehalalannya.
Jika
melihat kondisi Cirebon saat ini wisata religi nya sangat lah pesat. Di kutip
dari laman
http://lifestyle.okezone.com/read/2016/02/08/406/1307233/meningkat-75-cirebon-kota-tujuan-wisata-2016,
diakses 2 April 2017, pada 8:13 Wib.
“Data
yang didapat dari Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar),
tingkat kunjungan wisatawan asing di Kota Cirebon sepanjang 2015 mencapai 6.831
orang atau naik sekitar 75 persen dari tingkat kunjungan wisata tahun
sebelumnya yang hanya mencapai 1.710 orang. Sementara kunjungan wisatawan
domestik selama 2015 mencapai 481.223 orang.”.
Melihat
masalah yang ada, bahwa merintisnya Cirebon sebagai destinasi wisata halal
tentu tidak lepas dari segi promosi. Dalam hal ini Cirebon perlu menyusun
strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang sesuai dengan tujuannya.
Terdapat
beberapa event yang sering
dilaksanakan di Cirebon. Sedangkan event
terbesar ialah Keraton Kasepuhan yang bekerjasama juga dengan Yayasan Festival
Islam Internasional Cirebon akan menyelenggarakan World Islamic Cultural
Festival atau Festival halal dengan tujuan menggali potensi wisata halal di
Cirebon dan memperkenalkan lebih dari apa yang Cirebon miliki. Kedua Yayasan
tersebut bekerjasama didasari dengan adanya kesamaan visi diantara Sultan Sepuh
XIV PRA. A rief Natadiningrat,SE dengan Mhd Ridha Maha selaku wakil ketua
Yayasan Festival Islam Internasional. Kedua Yayasan tersebut
bekerjasama didasari dengan adanya kesamaan visi diantara Sultan Sepuh XIV PRA.
A rief Natadiningrat,SE dengan Mhd Ridha Maha selaku wakil ketua Yayasan
Festival Islam Internasional. Event yang akan dilaksanakan
pada tanggal 9-14 Juli 2018 memiliki rangkaian kegiatan yaitu konferensi
Internasional ekonomi syariah, pameran, forum bisnis syariah, pagelaran seni
dan budaya Islam, talkshow,dan bazar.
Dengan
memiliki tujuan ialah Menjelaskan
strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang digunakan Yayasan Keraton
Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional Cirebon dalam mendukung
brand destinasi wisata halal Cirebon. Menjelaskan
faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam strategi komunikasi
pemasaran pariwisata yang digunakan dalam
mendukung brand destinasi wisata halal Cirebon.
a.
Peran
komunikasi dalam bidang promosi kepariwisataan.
Bisa
dilihat dari aspek komponen ataupun elemen-elemen pariwisata. Bukan hanya di
pemasaran pariwisata komunikasi hadir dan bersifat penting, selain itu seperti semua komponen ataupun elemen
pariwisata memerlukan peran dari komunikasi. Bentuk nya beragam, bisa dalam
bentuk komunikasi personal, komunikasi massa, komunikasi persuasif, serta
komunikasi lainnya (Bungin,2015:88). Dunia pariwisata berperan sebagai kompleks
produk. Tugasnya seperti mengkomunikasikan pemasaran pariwisata,
mengkomunikasikan aksesibilitas, mengkomunikasikan destinasi, dan juga
mengkomunikasikan sumber daya kepada wisatawan termasuk juga stakeholder
pariwisata dan membentuk kelembagaan pariwisata.
b.
Komunikasi
pemasaran Pariwisata
Komunikasi
pemasaran sekarang sudah banyak perusahaan atau organisasi yang menggunakan
komunikasi pemasaran terintegrasi yang mana bentuk perkembangan dari komunikasi
pemasaran yang sudah ada. Adanya kecenderungan kurangnya efektif jika dipandang
ke perusahaan dan konsumen saja yang mana hanya menggunkan iklan dan promosi
saja. Hal ini yang membuat komunikasi pemasaran harus berkembang yang mana
lebih terintegrasi dengan beberapa aspek.
Elemen
pemasaran pada saat ini yang lebih dikenal dengan 4p+7p Menurut kotler dalam
bukuya elemen pemasaran yaitu, product,
price, promotion, place setelah itu ditambah dengan participant, process dan physical
evidence pada bukunya yang ada dalam edisi berikutnya (Bungin,2015:20).
Bauran pemasaran pada
promosi pariwisata juga membahas mengenai bagaimana menentukan taget pasar
dengan jelas. Selain itu juga memiliki peran yang cukup penting seperti halnya
ketika menginginkan perbedaaan pendekatan dalam strategi bauran pemasaran, maka
digunakannya lah target pasar tersebut . Walaupun memang sejatinya target pasar
ini bukan termasuk dalam bauran pemasaran (Pitana,2009:173).
Promosi pariwisata
dilakukan guna menarik wisatawan agar dapat mengunjungi destinasi, atraksi,
konvensi, hotel, fasilitas olahraga, atau wisata lainnya yang menarik wisatawan
(Hasan, 2015:258).
Target pasar
merupakan menjadi fokus dari segala kegiatan bauran pemasaran. Selain hal itu
juga segmentasi dan target pasar yang mana menjadi pusat dari aktivitas pemasaran
yang efekif dan efisien. Segmentasi dan target merupakan indikator dalam
strategi bauran pemasaran yang mana
mampu sebagai pemenuh kebutuhan dari grup yang berbeda beda (Pitana,2009:173).
Menurut buku pengantar ilmu pariwisata
Dr.I.Gde Pitana, menjelaskan beberapa elemen bauran pemasaran pada promosi
pariwisata ialah (Pitana,2009:174-178):
1.
Produk
Produk menjadi salah satu
yang menjadi dasar dalam menentukan target pasar. Produk yang baik akan
berdampak pada kepuasan konsumen terhadap produk.
2.
Harga
Kebijakan dalam menentukan
harga pada pariwisata akan berhubungan dengan performance produk dan peluangnya di masa depan. (Pitana,2009:175).
3.
Promosi
Promosi menjadi
sebuah kegiatan komunikasi yang mana organisasi atau perusahaan menjalankan
strategi memengaruhi khalayak (Pitana,2009:177-178).
4.
Distribusi
Produk pariwisata memerlukan bentuk distribusi yang khusus jika
melihat sifat dan karakteristik yang khusus dari pariwisata. Diperlukannya
sistem distribusi yang mana merupakan saluran yang dipakai untuk memperoleh
akses produk tersebut (Pitana,2009:179-180).
Menurut
buku Uyung sulaksana yang berjudul Intergrated
Marketing Communication dalam Sulaksana (2007:25-26) Dari proses komunikasi
tersebut, dapat dilihat bauran komunikasi yang ada dalam komunikasi pemasaran.
Berikut merupakan beberapa model yang ada dalam komunikasi pemasaran ialah : “Periklanan, Promosi penjualan, Humas dan
Publikasi, Penjualan personal, Pemasaran langsung.”
Selain itu juga terdapat menurut buku
Komunikasi pemasaran modern sarana Humas atau public relations dalam hal bauran komunikasi yang mana akan
membantu dalam proses komunikasi pemasaran pariwisata,yaitu
(Machfoedz,2010:181-182) : “Publisitas,
Press release, Konferensi pers, Wawancara, Komunikasi online/ Cyber PR.” Sarana
Humas atau Public Relations tersebut
menjadi suatu hal yang dapat membantu aktivitas dari komunikasi pemasaran
pariwisata apabila semua dapat dijalani dengan seimbang dan sesuai dengan porsi
strategi yang digunakan.
Produk
jasa/pelayanan pariwisata pada dasarnya terbentuk dari berbagai macam jenis
produk pendukung yang terpisah-pisah. Dari produk yang terpisah pisah tersebut
akan mengalami kesulitan dalam proses komunikasi yang mana produk yang
berlangsung simultan dan terpisah akan menyebabkan kesulitan dalam hal
memastikan tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh. (Pitana,2009:155-157 ).
Menurut buku pengantar
ilmu pariwisata Dr.I.Gde Pitana, menjelaskan bahwa ada beberapa alasan konsumen
menggunakan agen perjalanan untuk mendapatkan produk pariwisata,yaitu
(Pitana,2009:180-181) Kemudahan akses informasi yang
ada, kenyamanan dalam hal berikut
menyediakan informasi, nasihat, dan saran secara independen yang
disebarkan.Menuntaskan proses pembelian dan pembayaran paket wisata yang
dipilih.Melayangkan keluhan jika terdapat suatu masalah. Kebiasaan yang berasal dari konsumen ketika proses pembelian
paket wisata yang mana kebiasaan ini susah berubah. Keamanan atau risiko.
Suasana atau atmosfer yang merupakan bagian dari pengalaman wisata.Konsumen
lebih suka membeli langsung di agen perjalanan dengan alasan perbedaan harga
yang terjadi antara penjual penyedia produk dan agen (Pitana,2009:180-181).
c.
Analisis
SWOT
Analisis SWOT merupakan sebuah kegiatan
analisis terhadap suatu hal yang berguna sebagai alat dari sebuah formula
strategi. Dalam kegiatan analisis ini diperlukan agar mengetahui berbagai
faktor yang mana secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan, yang mana beraal dari analisis lingkungan
internal dan eksternal perusahaan.
Analisis SWOT ini merupakan peralatan
analisis yang digunakan guna melihat situasi atau posisi dari sebuah
perusahaan atau bisa juga untuk melihat
suatu strategi komunikasi pemasaran seperti halnya pada penelitian ini. Berkaitan dengan hal tersebut dapat
melihatnya dengan faktor kekuatan (strength)
atau kelemahan (weakness) dari
internal perusahaan atau organisasi, dan dengan melihat faktor-faktor kekuatan
peluang (opportunities) atau ancaman
(threat) dari eksternal secara
sistematis, komprehensif dan strategis. Dari adanya analisis SWOT ini,
perusahaan atau organisasi dapat menentukan strategi efektif yang mana sejauh
mungkin memanfaatkan kesempatan yang berlandaskan kekuatan yang dimiliki
perusahaan itu sendiri, mengatasi ancaman yang datang dari luar, serta dapat
memperbaiki kelemahan yang ada
(Cangara,2014:106-107).
Riset yang mana memiliki kekuatan
eksternal dan internal akan dapat membantu mempermudah menentukan sejauh mana
masing-masing kekuatan memberi pengaruh positif dan negatif terhadap sebuah
persoalan. Seperti halnya yang ada di dalam analisis SWOT ini menjelaskan
bahwasannya hasil dari analisis kekuatan lapangan merupakan keputusan strategis
yang didesain untuk meminimalkan dan menetralisir dampak dari kekuatan negatif
dan memaksimalkan atau memperbesar kontribusi dari kekuatan positifnya itu
sendiri.
d.
Metode
Penelitian/ Pelaksanaan Projek
Pendekatan
atau metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif lebih mengemukakan data yang didapatkan berupa kata-kata, kalimat
beserta gambar, yang memiliki arti lebih dari hanya sekedar angka dan
frekuensi. Menurut Harmon (dalam Moleong 2007:49) Penelitian ini menggunakan
salah satu paradigma yang ada. Paradigma merupakan cara mendasar untuk
mempersepsi, berpikir, melakukan, menilai, yang memiliki kaitannya secara
khusus tentang visi realitas. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini
menggunakan paradigma konstruktivisme. Bisa diartikan bahwasannya jenis
penelitian ini tidak ada yang di tutupi yang mana akan sesuai dengan realitas
yang sebenarnya. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Hal tersebut dilakukan guna mendukung
penyajian data. Sesuai dengan maksud penelitian untuk mendeskripsikan Strategi
Komunikasi Pemasaran Pariwisata yang dilakukan Yayasan Keraton Kasepuhan dan
Yayasan Festival Islam Internasional
dalam mendukung Brand Destinasi Wisata Halal cirebon, maka metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian
ini akan dilakukan di dua Yayasan yaitu, Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan
Festival Islam Internasional. Yayasan Keraton Kasepuhan beralamatkan di Jalan
Kasepuhan No 43, Cirebon 45114, Jawa Barat. Sedangkan Yayasan Festival Islam
Internasional beralamatkan di Komplek Keraton KasepuhanJalan Mayor Sastra
Atmaja No. 99, Kasepuhan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Durasi penelitian ini
ialah dua bulan yaitu dari bulan Oktober hingga November.
B. Isi
Dalam
penelitian ini, peneliti berhasil melakukan wawancara dengan beberapa narasumber
utama dalam penelitian ini seperti, Sultan Sepuh XIV, Sekretariat Sultan Sepuh
Keraton Kasepuhan, Kabag Pengembangan dan Humas Keraton Kasepuhan, Manager Unit
Pengelola Paket Wisata Keraton Kasepuhan, Wakabag Pemandu dan Informasi Keraton
Kasepuhan dan juga Wakil Ketua Yayasan Festival Islam Internasional. Untuk
melengkapi data penelitian, peneliti juga melakukan wawancara terhadap
wisatawan. Narasumber tersebut peneliti memilih karena mereka memiliki
tanggungjawab terkait strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang berada pada
Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan
Festival Islam Internasional Cirebon.
1.
Analisis
Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Yayasan Keraton Kasepuhan dan YFII
Elemen pemasaran yang
digunakan yang biasa dikenal dengan 4p+7p yaitu product, price, promotion,
place termasuk distribusi dan juga ditambah dengan participant, process serta
physical evidence. Berikut ialah elemen yang digunakannya :
a.
Produk
Keraton Kasepuhan memiliki ragam produk
pariwisata seperti, ekowisata, wisata belanja, MICE, produk minat khusus, desa
wisata. Dilengkapi dengan atribut produk pariwisata seperti adat tradisi,
special event, serta pemandu wisata. YFII tidak kalah dengan memilik ragam
produk yang sama, namun dengan atribut produk pariwisata yang berbeda seperti
konferensi, pameran, forum bisnis, talk
show, seni dan budaya, karnaval, dan bazar.
Berdasarkan wawancara dengan wisatawan, produk
Keraton Kasepuhan yang telah dirasakan oleh wisatawan berhasil membuat
wisatawan mengaguminya. Ragam produk yang dimiliki berhasil dirasakan oleh
wisatawan, produk unggulan mengenai wisata sejarah ini yang paling dicari oleh
wisatawan. Pelayanan yang baik juga dirasakan oleh wisatawan dan yang menjadi
keunggulan ialah melewati pemandu wisata yang ramah.
b.
Distribusi
YFII
dan Keraton Kasepuhan memiliki konsep saluran yang sama seperti kolaborasi, kerjasama,
dan koordinasi. Selain itu juga jenis
aluran yang sama ialah Direct
distribution (Produk disampaikan secara langsung) dan Indirect Distribution (melalu perantara).
Begini respon dari
wisatawan mengenai distribusi tersebut, Distribusi dari brosur belum
dirasakan oleh wisatawan sehingga mereka belum mengetahui apa isi brosur
tersebut. Hal ini yang harus didistribusikan ketika pengunjung hadir di Keraton
Kasepuhan. Distribusi langsung di tempat wisata akan menambah kesan dan pengalaman
destinasi yang baik untuk wisatawan. Perlu dilengkapinya juga brosur map
destinasi agar bisa didistribusikan kepada wisatawan. Sehingga wisatawan paham
akan semua yang ada pada Keraton Kasepuhan atau destinasi wisata di Cirebon.
c.
Sarana
dan Prasarana
Keraton
Kasepuhan memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dapat mendukung destinasi
wisata tersebut. Musholah, Masjid, Spot Kuliner, Spot souvenir, Lahan Parkir,
Toilet, Wifi, Pemandu wisata akan mendukung destinasi wisata ini semakin
memiliki value.YFII sendiri sarana dan prasarana lebih kepada ruang promosi,
stand pameran yang lengkap seperti adanya lisrik, meja, kursi dll. Selain itu
Liaison Officer dan informasi setelah event menjadi sarana bagi para peserta.
Sarana dan Prasarana yang telah dirasakan
oleh wisatawan yang berhasil penulis dapatkan mengenai pendapatnya bahwa
wisatawan memuji dari adanya sarana dan prasarana yang baik tersebut.
Aksesibilitas menuju Cirebon yang mudah membuat wisatawan dengan mudah
mendapatkan pengalaman destinasinya. Hotel atau penginapan yang memiliki harga
murah juga merupakan suatu hal yang dicari oleh wisatawan ditambah dengan
segala pelayanan yang menjajikan dari hotel tersebut. Selain itu juga nilai
plus berada pada wisata kuliner yang ada di wilayah Keraton Kasepuhan tersebut.
d.
Promosi
Bauran promosi yang
digunakan ialah perklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan
personal dan pemasaran langsung. Berikut ini ialah bauran promosi yang
digunakan :
a.
Periklanan
Yayasan
Keraton Kasepuhan dengan menggunakan advertising tak lain tujuannya ialah agar
masyarakat tahu dan datang,bagi YFII agar khalayak peduli dan menjadi
pemancing. Media daring dan luring dua Yayasan ini menggunakannya. Media luar
ruang bagi YFII digunakannya juga. Advertorial dari YFII menjadi unggulan
sebelum menuju event WICF 2018. Keraton memonitor langsung advertising yang ada
guna mengevaluasinya.
YFII
pun sama halnya sampai melihat efek yang dihasilkan dari advertising tersebut.
Pemilihan media mereka gunakan agar sesuai dengan tujuan yang ada. Tidak
ketinggalan Tagline juga mereka gunakan. Dengan melihat Uniq Selling Proposition dari YFII yaitu festival budaya islam dan
akan banyak umat muslim dunia yang tertarik pada event Internasional tersebut. Keraton memiliki USP Arsitektur
bangunan serta cagar budaya yang sudah fenomenal di mata konsumen.
Berdasarkan respon
wisatawan yang didapat, wisatawan melihat advertising
dari Keraton Kasepuhan ini dari media cetak lokal serta media sosial, dan juga
media daring. Ini berarti aktivitas dari advertising
sudah dirasakan oleh wisatawan, namun belum menyeluruh di seluruh media advertising yang pihak yayasan gunakan.
b.
Promosi
Penjualan
Dengan
promosi penjualan Yayasan Keraton Kasepuhan menawarkan keunggulan cagar budaya.
Bekerjasama dengan travel agent, Institusi pendidikan menjadikan fokus pasar
kepada masyarakat umum dan pelajar. Sebagai bahan evaluasi akan melihat respon
dari telepon yang masuk mengenai booking wisata. Keraton Kasepuhan menggunakan
Eksternal POS yaitu penjualan tiket atau paket wisata melalui agen perjalanan
eceran.
YFII mengalami proses penawaran ketika
mengajukan proposal baik sponsorship, media partner maupun dukungan dari
beberapa pihak.Unuk menarik partisipant
menggunakan promo potongan 20% hingga 50%. Digunakannya Home POS, yaitu
wisatawan, konsumen atau partisipant dapat
memesan dengan cara pemesanan melalui daring atau call center.
Yayasan Keraton Kasepuhan melakukan beberapa
skema yang dilakukan dalam program promosi penjualan tersebut seperti halnya Sales promotion incentive, digunakannya pemotongan harga untuk beberapa pengunjung
yang tergolong pada beberapa paket wisata. Selanjutnya extra services digunakan untuk melayani wisatawan agar semakin
menikmati dari adanya cagar budaya yang ada.
Yayasan Festival Islam Internasional juga
melakukan beberapa skema dalam program promosi penjualannya seperti halnya Sales promotion incentive, digunakannya
pemotongan harga agar peserta tertarik untuk mengikuti beberapa acara yang ada.
Selain itu juga adanya extra product
dengan menawaran nilai tambah bagi wisatawan dan insentif untuk membeli. Extra
services juga diberikan kepada peserta, sponsorship,
serta media partner agar hubungan
diantara kedua belah pihak tetap terjaga dan extra service tersebut menjadikan hal yang harus dijunjung tinggi
oleh panitia agar para pemangku kepentingan merasa nyaman selama berada di
acara tersebut.
c.
Hubungan
Masyarakat
Bagi
Keraton Kasepuhan setiap orang atau pengurus wajib menjadi humas di bidangnya.
Tujuan mereka anggap sebagai terarahnya semua kegiatan. Memiliki fungsi
membangun hubungan internal, eksternal serta mengontrol bagian humas pada
setiap event. Produk tulis humas juga digunakannya seperti booklet, broshur,
press release, konten media sosial, dan website. Sebagai evaluasi humas melihat
secara langsung event yang ada serta mengadakan acara tasyakur sebagai bentuk
rasa syukur dan evaluasi terbuka menerima kritik serta saran dari setiap event.
YFII
dengan mengandalkan eksternal relations yang mengurusi aktivitas Public
Relations. Dengan tujuan pada misi kesan positif tersampaikan. Memilii fungsi
pada sebagi penghubung semua pihak. Selain itu penggunaan produk tulis seperti
halnya press conference serta press release. Pemantauan terhadap media serta
memonitor opini publik merupakan bentuk evaluasi yang digunakannya.
Yayasan
Keraton Kasepuhan tidak melupakan hal-hal yang penting yang harus diterapkan
ketika aktifitas kehumasan tersebut dilakukan seperti halnya membuat kesan,
pengetahuan dan pengertian, menciptakan ketertarikan, penerimaan, dan simpati.
Semua hal tersebut dilakukan oleh bagian pengembangan dan humas untuk mendukung
segala aktifitas kehumasannya agar tetap sesuai dengan strategi yang
dijalanannya, sehingga semua target program dapat tercapai dan mendukung segala
aktifitas pemasaran terhadap Keraton Kasepuhan. Yayasan Festival Islam
Internasional juga tidak melupakan hal penting dalam pekerjaan yang dilakukan
humas mulai dari membuat kesan, Pengetahuan dan pengertian, Menciptakan
ketertarikan, Penerimaan, dan simpati.
Hal tersebut dilakukan dengan maksimal tidak terpisah dengan rencana program
untuk mendorong suksesnya event World Islamic Cultural Festival 2018.
Menurut Edward L. Bernays seperti
dikutip dari (Hermawan,2012:157) humas
memiliki fungsi sebagai berikut :
“Memberikan
penerangan kepada publik, melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap
dan tingkah laku publik, serta upaya
untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan sikap dan
perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.” (Hermawan,2012:157).
Berdasarkan respon wisatawan, mereka
mengaku bahwasannya akun official
dari media sosial pihak Yayasan Keraton Kasepuhan belum dilihat oleh wisatawan.
Ini berarti belum aktif nya media sosial resmi dari pihak Keraton. Hal ini
perlu diperbaiki untuk kedepannya bahwa media sosial resmi juga dibutuhkan oleh
wisatawan untuk memanjakan mereka mengenai informasi resmi dari pihak Keraton
Kasepuhan. Selain itu juga mereka mengungkapkan bahwa brosur belum dirasakan
secara maksimal kepada wisatawan, sehingga mereka belum sepenuhnya melihat brosur
yang ada. Mereka berpesan juga agar lebih baik untuk membuat brosur map destinasi.
d.
Penjualan
Personal
Keraton
Kasepuhan mempersiapkan semua petugas dengan skill personal selling. Mengingat
fungsi nya ialah menjual, melayani, mencari prospek, serta menetapkan sasaran.
Kegiatan yang dilakukan dengan pameran serta sales calls. Kriteria tenaga
penjualan personal seperti salesmanship, bernegosiasi, serta pemasaran
hubungan. YFII merencanakan dengan mengatur penampilan seseorang, brifieng,
menguasai product knowledge, serta anggaran. Dengan mengingat fungsi nya ialah
menyampaikanpesan, menjual event serta menggaet pasar. Kriteria nya sama
seperti Keraton. Namun kegiatan yang dilakukan ialah presentasi, mencari
sponsorship, serta mencari peserta.
Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan
Festival Islam Internasional menggunakan personal selling juga dengan maksud
untuk menambahkan pembelian, menjual bisnis dalam arti Yayasan Keraton
Kasepuhan menjual berbagai paket berlibur di Keraton Kasepuhan, sedangkan
Yayasan Festival Islam Internasional menjual sebuah berbagai program yang
diadakan dalam acara World Islamic Cultural Festival.
Selain itu juga dapat menghasilkan
sebuah nilai pembelian nilai tersebut dapat dirasakan oleh kedua yayasan
tersebut yang datang dari wisatawan atau visitor. Pembeli atau wisatawan juga
dapat termotivasi dengan adanya personal
selling, karena interaksi secara langsung tersebut membuat pembeli atau
calon wisatawan termotivasi dengan hal positif yang diceritakan sehingga
termotivasi juga untuk mengunjungi atau membeli tiket dalam acara tersebut
untuk ikut serta di dalamnya.
Yayasan Keraton
Kasepuhan melakukan personal selling
dengan beberapa tugas yang dijalankan yang mana sebelumnya juga pihak yayasan
mewajibkan semua petugas memiliki skill
dalam berbicara sehingga dapat bercerita kepada wisatawan sehingga informasi
yang tersebar dapat disebarkan juga oleh wisatawan tersebut. Berkaitan dengan
tugas dari personal selling tadi ialah membuat perencanaan dalam hal sales call dimana terdapat kegiatan
mempersuasi yang tentu ada kaitannya dengan pemasaran. Hal ini dilakukan oleh
pengurus Keraton Kasepuhan, selain itu juga dengan menyajikan atribut dan
manfaat dari produk yang tersedia guna membangun hubungan antara yayasan dan
wisatawan.
e.
Pemasaran
Langsung
Yayasan
Keraton Kasepuhan juga menggunakan beberapa metode dalam Direct Marketing, yaitu Group
selling dimana dari tim marketing pihak yayasan bertemu langsung caon
wisatawan yang biasanya dalam jumlah besar dalam bentuk rombongan belajar
contohnya, aktifitas Direct Marketing
tersebut guna mencapai penjualan yang besar yang sebelumnya melalui proses
negosiasi antara pihak yayasan dan wisatawan dengan cara tatap muka langsung.
Selain itu juga dengan metode Direct
Selling yaitu dimana aktifitas
menjual langsung kepada masyarakat umum atau wisatawan dengan menggunakan iklan
dari pihak yayasan kepada wisatawan.
Ketika
dalam perjalanan wisatanya direct selling ini juga terjadi dimana wisatawan
ditawarkan untuk memasuki museum ataupun ruangan lainnya yang banyak sekali
manfaat yang akan didapat oleh wisatawan,namun harus membayar lagi tiket
masuknya, selain itu juga ditawarkan souvenir. Karakteristik usaha sales orientated tradisional atau
penjualan langsung mereka lakukan. Ada yang namanya Direct Response Marketing, aktifitas dimana pihak yayasan
menggunakan surat atau brosur maupun hadiah yang dikirim kepada target pasar
guna mendapatkan respons pemasaran secara langsung sehingga calon wisatawan
tertarik untuk melakukan kunjungan.
Yayasan
Festival Islam Internasional juga menggunakan beberapa metode dalam Direct marketing, yaitu Group selling, dimana aktifitas komunikasi
secara langsung tatap muka antara tim marketing dari pihak yayasan dengan calon
sponsor, dimana ada proses negosiasi didalamnya untuk mencapai tujuan pihak
yayasan. Selain itu juga dengan menggunakan metode Direct selling yaitu penggunaan iklan secara langsung dimana pihak
yayasan dengan calon peserta agar target peserta bisa mengikuti acara tersebut,
menjual program program unggulan secara langsung menjadi usaha sales orientated tradisional.
Disamping
itu juga menggunakan metode Direct
response marketing, dimana paket brosur, surat, leaflet yang diberikan
dalam satu amplop didistribusikan kepada calon sponsor untuk mendapat atensi
dari pihak sponsor sehingga memperoleh respons pemasaran secara langsung. Tidak
lupa juga dengan Relationship Marketing
digunakannya yaitu dengan adanya partisipant yang mengikuti event tersebut masih selalu diberikan
informasi mengenai ekonomi, budaya, dakwah, pendidikan, politik birokrasi,
sosial, dan lingkungan. Hal tersebut dilakuakan sebagai treatmnt khusus dari pihak
yayasan agar hubungan tetap terjalin
2.
Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities
and Threats Yayasan Keraton
Kasepuhan dan YFII
Untuk dalam hal Strength Keraton
Kasepuhan memiliki Produk Cagar Budaya yang unik dan khas disajikan kepada
wisatawan. Dengan danya produk cagar budaya ini merupakan produk unggulan yang
membuat wisatawan merasa penasaran ketika belum pernah mengunjungi Keraton
Kasepuhan. Atraksi atau Special Event
dari Adat Istiadat yang ada di Keraton Kasepuhan yang masih rutin di
selenggarakan menjadi ciri khas yang membedakan dengan destinasi wisata
lainnya, sehingga wisatawan dapat mengikuti acara tersebut. Sarana dan Prasarana
yang mendukung seperti halnya terdapat beberapa musholah di setiap titik,
membuat wisatawan muslim dipermudahkan dalam hal beribadah. Serta lahan parkir
yang luas dapat memudahan wisatawan daam jumlah besar untuk berkunjung.
Peran Humas dalam menjalin hubungan
dengan warga sekitar, pengurus dan pihak eksternal membuat keksistensian
Keraton Kasepuhan semakin eksis serta hubungan yang baik dengan media membuat
hal yang berkaitan dengan promosi dapat dimudahkan. Pemandu Wisata yang
komunikatif membuat wisatawan semakin tertarik mendengarkan celotehan dari
pemandu wisata, sehingga wisatawan teredukasi dengan pesan yang disampaian dari
pemandu wisata.
Dilain hal terdapat weaknesses yaitu, Akun media sosial yang tidak komunikatif dan
informatif membuat wisatawan sulit mendapatkan informasi dari akun official media sosial nya. Tagline dari iklan belum melekat pada
wisatawan, sehingga aktifitas advertising
kurang memiliki value, sehingga
wisatawan tidak begitu mengetahui tentang tagline
yang digunakan. Kegiatan Advertising
seperti iklan brand yang tidak ada.
Dengan adanya kampanye iklan maka dapat membangkitkan perasaan dan mendorong
keinginan calon wisatawan. Distribusi Map
Destinasi belum terorganisir. Brosur dengan detail peta wisata belum dirasakan
oleh wisatawan sehingga untuk mengunjungi dan mendapatkan informasi ketika
wisatawan sampai di Kota Cirebon maka calon wisatawan harus menggunakan media
yang lain.
Tidak dipungkiri juga terdapat opportunities ialah Wisata Belanja dan
Wisata Kuliner yang disediakan secara menarik membuat wisatawan seperti
dimanjakan agar mudah mendapatkan hal yang wisatawan mau di destinasi tersebut.
Namun tetap tidak bisa dielakkan dimana terdapat threat nya yaitu Persaingan yang terjadi dengan daerah lain yang
memiliki branding wisata halal. Hal ini akan mengancam target pengunjung yang
akan mengunjungi wisata halal di Cirebon.
Lain halnya pada YFII memiliki strength
seperti, Produk MICE yang dimiliki
dikemas secara menarik dengan memiliki tema yang sangat menjual. Membuat
peserta tertarik untuk mengikuti beberapa program acara yang diadakan. Kegiatan
CSR dibangun secara menarik.Sehingga kegiatan CSR tersebut dapat merangkul para
pelajar yang berada di sekitar Kota Cirebon dan warga masyarakat pebisnis di
wilayan Cirebon. Advertising dengan
jenis advertorial rutin dikemas secara menarik pada setiap kegiatan yang
dilakukan, sehingga audience merasa
tertarik untuk mengikuti advertorial selanjutnya dengan konten yang berbeda.
Pelayanan yang diberikan sangat baik untuk seluruh peserta yang mengikuti event. Sehingga para peserta merasa
dihormati dan dimanjakan ketika berada pada waktu terselenggaranya acara
tersbut. Sarana dan Prasarana yang baik dapat menjadi sesuatu yang dibanggakan
untuk kelas event internasional
tersebut. Sehingga semua pihak dapat merasa nyaman berada dalam event tersebut.
Selain itu masih terdapat weaknesses
yaitu, Media Sosial kurang komunikatif dan informatif. Perlunya pengaktifan
media sosial sehingga pada setiap kegiatan dapat di posting sebagai konten
media sosial nya. Para pengguna media sosial yang pada saat ini bukan hanya
dari kalangan anak muda saja, kurang dimanjakan mengenai informasi dari acara
World Islamic Cultural Festival tersebut. Tidak adanya Iklan brand yang dibangun untuk kegiatan Advertising. Kampanye iklan penting
diselenggarakan karena khususnya pada tema Budaya Islam ini dapat membuat calon
peserta terdorong untuk ikut serta dalam event
tersebut.
Masih ada opportunities yang dimiliki
ialah, Tim Marketing dari Marketing
Agency yang mumpuni dapat membuat aktifitas pemasaran semakin baik. Agar
banyak mendapatkan sponsorship, media partner serta peserta event tersebut. Namun masih terdapat
threat nya yaitu, Dukungan dari pemerintah pusat dan kota yang lambat membuat
event World Islamic Cultural Festival berjalan
lambat dalam proses penggarapannya.
3. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Yayasan Keraton
Kasepuhan dan YFII (SO&WT)
Faktor pendukung dari strategi komunikasi pemasaran
pariwisata yang baik dari Yayasan Keraton Kasepuhan yaitu Produk
Cagar Budaya yang unik dan khas disajikan kepada wisatawan dilengkapi dengan
adanya Atraksi atau Special Event
dari Adat Istiadat yang ada di Keraton Kasepuhan yang masih rutin di
selenggarakan serta sarana dan prasarana yang mendukung seperti halnya terdapat
beberapa musholah di setiap titik, membuat wisatawan muslim dipermudahkan dalam
hal beribadah. Serta lahan parkir yang luas dapat memudahan wisatawan daam
jumlah besar untuk berkunjung. Adanya Peran Humas dalam menjalin hubungan warga
sekitar, pengurus dan pihak eksternal seperti hubungan dengan media membuat
keksistensian Keraton Kasepuhan semakin eksis. Kemudian adanya Pemandu Wisata
yang komunikatif membuat wisatawan semakin tertarik mendengarkan celotehan dari
pemandu wisata, sehingga wisatawan teredukasi dengan pesan yang disampaian dari
pemandu wisata. Dilengkapi
dengan Wisata Belanja dan Wisata Kuliner yang disediakan secara menarik membuat
wisatawan seperti dimanjakan agar mudah mendapatkan hal yang wisatawan mau di
destinasi tersebut.
Lain
halnya dengan Yayasan Festival Islam Internasional
dengan memiliki Produk MICE yang dikemas secara menarik dengan memiliki tema
yang sangat menjual. Keunggulan dari kegiatan CSR dibangun dengan menarik serta
dapat merangkul para pelajar yang berada di sekitar Kota Cirebon dan warga
masyarakat pebisnis di wilayah Cirebon. Disusul dengan advertising jenis
advertorial rutin dikemas menarik, sehingga audience merasa tertarik untuk
mengikuti advertorial selanjutnya dengan konten yang berbeda. Dilengkapi dengan
Pelayanan yang sangat baik untuk seluruh peserta yang mengikuti event. Menyusul
Sarana dan Prasarana yang baik dapat menjadi sesuatu yang dibanggakan untuk
kelas event internasional tersebut. Sehingga semua pihak dapat merasa nyaman
berada dalam event tersebut. Serta
memiliki Tim Marketing dari Marketing Agency yang mumpuni dapat membuat aktifitas pemasaran semakin baik.
Faktor
penghambat dari strategi komunikasi
pemasaran pariwisata dari Yayasan Keraton Kasepuhan yaitu akun media
sosial yang tidak komunikatif dan informatif membuat wisatawan sulit
mendapatkan informasi dari akun official
media sosial nya. Tagline dari iklan
belum melekat pada wisatawan, sehingga aktifitas advertising kurang memiliki value,
sehingga wisatawan tidak begitu mengetahui tentang tagline yang digunakan. Ditambah lagi dengan kegiatan Advertising seperti iklan brand
yang tidak ada. Dengan adanya kampanye iklan maka dapat membangkitkan perasaan
dan mendorong keinginan calon wisatawan. Distribusi Map Destinasi belum terorganisir. Kemudian Persaingan yang terjadi
dengan daerah lain yang memiliki branding wisata halal. Hal ini akan mengancam
target pengunjung yang akan mengunjungi wisata halal di Cirebon.
Melihat faktor
penghambat dari Yayasan Festival Islam Internasional ini yaitu dilihat
dari Media Sosial kurang komunikatif dan
informatif. Perlunya pengaktifan media sosial sehingga pada setiap kegiatan
dapat di posting sebagai konten media sosial nya. Para pengguna media sosial
yang kebanyakan anak muda kurang dimanjakan mengenai informasi dari acara World
Islamic Cultural Festival tersebut. Hal yang terulang dari Yayasan Keraton
Kasepuhan, terjadi di Yayasan Festival Islam Internasional yaitu tidak adanya
Iklan brand yang dibangun untuk
kegiatan Advertising. Kampanye iklan
penting diselenggarakan karena khususnya pada tema Budaya Islam ini dapat
membuat calon peserta terdorong untuk ikut serta dalam event tersebut. Namun ternyata dukungan dari
pemerintah pusat dan kota yang lambat membuat event World Islamic Cultural Festival
berjalan lambat dalam proses penggarapannya.
C. Penutup
Bagaimana
Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata yang digunakan Yayasan Keraton
Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional Cirebon dalam Mendukung
Wisata Halal Cirebon? Dan Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat
dalam Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata dalam mendukung wisata halal
Cirebon ?Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Strategi Komunikasi Pemasaran
Pariwisata Pada Yayasan Keraton Kasepuhan dan YFII ialah sama sama menggunakan
beberapa hal sebagai berikut seperti, Produk, Distribusi, Sarana dan Prasarana,
Promosi. Dengan bauran promosinya ialah Periklanan, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat, Penjualan
Personal, Pemasaran Langsung.
Faktor pendukung dari strategi komunikasi pemasaran
pariwisata yang baik dari Yayasan Keraton Kasepuhan yaitu Produk
Cagar Budaya yang unik dan khas dilengkapi dengan adanya Atraksi atau Special Event dari Adat Istiadat yang
ada, sarana dan prasarana yang mendukung. Peran humas dalam menjalin hubungan
dengan warga sekitar, pengurus dan pihak eksternal seperti hubungan dengan
media.Pemandu wisata yang komunikatif membuat wisatawan semakin tertarik
mendengarkan celotehan dari pemandu wisata, untuk mengedukasi wisatawan.Dilengkapi
dengan Wisata Belanja dan Wisata Kuliner yang disediakan secara menarik serta
Faktor
penghambat dari strategi komunikasi
pemasaran pariwisata dari Yayasan Keraton Kasepuhan yaitu akun media
sosial yang tidak komunikatif dan informatif, tagline dari iklan belum melekat pada wisatawan, Ditambah lagi dengan kegiatan Advertising seperti iklan brand
yang tidak ada. Distribusi Map
Destinasi belum terorganisir. Persaingan yang terjadi dengan daerah lain yang
memiliki branding wisata halal.Faktor Pendukung dari YFII dengan memiliki
Produk MICE yang dikemas secara menarik, keunggulan dari kegiatan CSR dibangun
dengan menarik serta dapat merangkul para pelajar. Disusul dengan advertising jenis advertorial rutin
dikemas menarik. Dilengkapi dengan Pelayanan yang sangat baik untuk seluruh
peserta yang mengikuti event. Sarana
dan Prasarana yang baik dapat menjadi sesutu yang dibanggakan untuk kelas event internasional tersebut. Serta
memiliki Tim Marketing dari Marketing
Agency yang mumpuni.
Faktor
penghambat dari Yayasan Festival Islam Internasional ini yaitu dilihat
dari Media Sosial kurang komunikatif dan
informatif. Perlunya pengaktifan media sosial sehingga pada setiap kegiatan
dapat di posting sebagai konten media sosial nya. Para pengguna media sosial
yang kebanyakan anak muda kurang dimanjakan mengenai informasi dari acara World
Islamic Cultural Festival tersebut. Tidak adanya Iklan brand yang dibangun untuk kegiatan Advertising. Kampanye iklan penting diselenggarakan karena
khususnya pada tema Budaya Islam ini dapat membuat calon peserta terdorong
untuk ikut serta dalam event
tersebut.Dukungan dari pemerintah pusat dan kota yang lambat membuat event World
Islamic Cultural Festival berjalan lambat dalam proses penggarapannya.
Adapun
beberapa saran yang dapat dipertimbangkan dalam penelitian ini sebagai aspek
pengembangan di masa yang akan datang adalah :
1. Membuat
Akun media sosial dengan tampilan yang menarik dan berisikan konten yang
komunikatif dan informatif.
2. Mengoptimalkan
website Yayasan Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional.
3. Membuat
iklan brand dengan menggunakan
tagline didalamnya agar aktivitas advertising
lebih memiliki value.
4. Membuat
peta wisata yang lebih menerangkan brand destinasi wisata halal Cirebon.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Bungin,Burhan.
(2015). Komunikasi Pariwisata. Jakarta: Prenada Media Group.
Cangara,
Hafied. (2014). Perencanaan &
Strategi Komunikasi.Jakarta: Rajawali Pers.
Hasan,
Ali. (2015). Tourism Marketing. Yogyakarta
: CAPS.
Hermawan, Agus.
(2012). Komunikasi Pemasaran.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kartajaya,
Hermawwan. (2010). Brand Operation.Jakarta:Esensi
Erlangga Group.
Machfoedz,Mahmud. (2010). Komunikasi
Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu.
Natadiningrat,
Sultan Sepuh XIV P.R.A. Arief Natadiningrat, et.al. (2017). Kasultanan Kasepuhan Cirebon. Cirebon:
Keraton Kasepuhan.
Pitana, I Gde., I Ketut
Surya Diarta. (2009). Pengantar Ilmu
Pariwisata. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Sulaksana, Uyung. (2007). Intergrated
Marketing Communications. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Tjiptono,Fandy,
et.al. (2008). Pemasaran Strategik.Yogyakarta:Penerbit
ANDI.
Artikel di Internet :
Cirebon, Kabar.“Meningkat 75%, Cirebon Kota Tujuan Wisata 2016.”
http://lifestyle.okezone.com/read/2016/02/08/406/1307233/meningkat-75-cirebon-kota-tujuan-wisata-2016,
(akses 2 April 2017).
Komentar
Posting Komentar