Travel Bisnis a la Fresh Graduate


Travel Bisnis a la Fresh Graduate

Kali ini saya mau bahas pengalaman saya yang belum lama ini dilakukan. Rasanya kurang pas kalo saya belum tulis pengalaman saya yang satu ini. Mungkin kalian yang seumuran saya sudah paham bagaimana rasanya menjadi fresh graduate. Dari mulai kondisi hati, sosial, keluarga, hingga masalah keuangan. Banyak Fresh graduate juga yang sudah memiliki pekerjaan, walaupun mungkin masa kerja nya masih belum teralalu lama. Ada yang sudah 2 tahun masa kerja, ada yang 1 tahun, bahkan masih ada yang baru 3-6 bulan saja.

Sebagai fresh graduate di tengah tantangan global ini, kita para fresh graduate harus lebih pintar menganalisis keadaan diri kita sendiri. Untuk bertahan hidup misalnya, teman-teman harus pintar dalam mengatur finansial dan gaya hidup. Memang gaya hidup itu akan hadir dalam kehidupan teman-teman. Ada kemungkinan gaya hidup terpengaruh dari kehidupan sekitar atau lingkungan sosial teman-teman.

Siapa yang tidak ingin kehidupan yang sejahtera. Masih bisa merasakan nikmatnya minum kopi di café instagramable, makan malem bareng keluarga, bahkan sedekah. Teman-teman bisa melakukannya detik ini juga. Atur finansial dengan pintar. Jangan malas untuk cari tahu promo yang sedang marak beredar di media sosial. Apapun itu promonya, dijamin bakal membantu teman-teman untuk tetap hits di waktu kapanpun.

Balik lagi ke cerita saya. Saat ini saya aktif sebagai freelance di bidang Public Relations. Aktivitas saya menuntut saya untuk pergi dari satu kota ke kota lainnya. Hal ini yang membuat saya berpikir lebih untuk bisa mengatur finansial. Mungkin dari cerita ini bisa merubah kebiasaan teman-teman, yang dahulu dikenal boros agar bisa lebih baik lagi. Memang hasilnya tidak akan terwujud pada saat itu juga. Sedikit demi sedikit akan terbiasa dan hasil akan mengikutinya.

Kurang lebih 2 minggu yang lalu, saya pergi ke Jakarta dari Cirebon untuk hadir dalam event freelance saya. Saya atur dari mulai tiket kereta, hotel, makan dan minum selama di Jakarta, bahkan oleh-oleh untuk keluarga sekalipun. Sore hari, dimana niat saya terkumpul sesudah rambut ini dibasahi air yang sangat segar. Duduk sambil menikmati teh hangat, dengan tangan berpegangan pada gadget yang telah lusuh itu. Scrol ke atas, ke bawah, ketik ini, ketik itu hingga saya buka aplikasi KAI Access. Kegiatan mencari tiket pun di mulai. Jangan gengsi ataupun negative thingking pada suatu hal. Rasa berani itu muncul untuk mendapatkan tiket kereta ekonomi. Saya dapat tiket dengan harga 45 ribu saja. Kereta memang moda transportasi gue dari dahulu, ketika zaman kuliah hingga sekarang dalam dunia professional.

Tiket itu saya dapatkan dari usaha saya yang terus pantengin aplikasi tersebut. PT.KAI memang menyediakan tiket murah, tentunya di kelas ekonomi. Kereta yang saya pake pada saat itu kereta Tegal Ekspres. Rute nya itu memang dari Tegal, kemudian Cirebon Prujakan adalah stasiun keberangkatan saya. Tentu akan turun di Stasiun Senen. Setelah saya cari tiket untuk berangkat, saya langsung cari tiket untuk pulang. Pada saat itu saya dapet tiket kereta Bengawan. Kereta ekonomi juga dengan tujuan akhir Solo Balapan. Tentunya kereta ini melewati Stasiun Prujakan. Itu lah mengapa saya naik kereta ini. Saya dapat kereta ini dengan hanya 70 ribu rupiah. Beruntung saya dapet tiket semurah itu.

Balik lagi, gausah gengsi ataupun nggak pede. Ekonomi juga sudah termasuk nyaman untuk jadi pilihan modaa transportasi bisnis kamu. Selain tiket kereta, saya langsung cari hotel yang tentunya pas di kantong saya. Saya bergegas langsung cari di semua aplikasi reservasi hotel. Semua saya coba buka dan cari tahu promo yang ada di waktu itu. Akhirnya saya cocok pada satu aplikasi, yaitu RedDoorz. Saya dapat harga 1 malam 99 ribu rupiah. Wah, pas sekali ini kamar yang saya cari. Worth it banget lah untuk fresh graduate. Baik dari segi fasilitas, maupun harga yang kita dapatkan. Saya dapat hotel di dekat Setiabudi Barat. Saya bakal kasih tau bagaimana kondisi pertama kali gue check in.

Begini tampak luar hotel tersebut.




Begini tampak dalam kamar yang saya dapatkan.









Begini pemandangan sekitar hotel tersebut.







Untuk masalah perut, jangan sedih. Banyak makanan enak di sekitar hotel. Tentu dengan harga murah. Kuliner street food memang tidak pernah bohong. Asli enak banget. Bahkan ada warteg yang menurut saya enak juga.

Begitu cerita saya sebagai fresh graduate untuk tetap bisa menikmati kopi di café ala-ala dan makan malam bersama keluarga di tempat favourite.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secercah Cerita di Galeri Nasional Jakarta.

Jangan Sampai Brand Makanan Kamu Masuk "Sad Food"

Representasi Marching Band dalam Aspek Sosial dan Komunikasi Organisasi